cerita bersambung - menjadikan detik ke menit menuju jam dan hari

"menjadikan detik ke menit"
dimas, dimas putra lebih lengkapnya, orang biasa memanggil ku dimas, aku sekarang mengenyam pendidikan di universitas  ternama di bandung, aku mengambil jurusan Seni rupa dan desain, ini tahun kedua ku di kampus, walau bukan mahasiswa teladan di kampusku aku termasuk aktif dalam mengikuti kegiatan kampus,Seperti kegiatan amal, kesenian theater, dan juga banyak lagi.
aku tinggal tidak terlalu jauh dari kampusku, aku tinggal di jl.lembong dekat dengan masjid raya bandung, kegiatan sehari-hari selain kuliah aku menjalankan bisnis kecil-lan aku membuka jasa sketching wajah atau sketsa wajah yang aku buka di pinggir jalan menggunakan stand kecil-kecilan, untuk mengisi waktu luang juga sekalian mengurangi beban orang tua" saptu sore pukul 16:20 aku bersiap-siap untuk berangkat membuka stand,dengan modal membawa buku gambar dan spanduk kecil dan juga beberapa sample sketch wajah yang suda aku buat, aku berangkat menggunakan motor kesayangan yang usianya berada jauh di atasku" yap Vespa tahun 72 , tahun itu dulu mungkin tahun masa kecil almarhum ayah yang meninggal 10 tahun lagu,  masih teringat jelas senin sore pukul 17 : 40 18 oktober 2009 ayah mengalami kecelakan saat pulang dari tempat kerjannya, saat itu aku masih berumur 11 tahun" saat aku masih belum mengerti tentang alur cerita hidup ini, aku melihat ibu menangis saat berbicara melalu telefon, ibu terduduk dan menangis tersedu sedu, sambil menggengam erat telefeon yang di pegangnya, sambil melihat ke arahku aku bigung tidak tau mau berbuat apa saat itu, ibu mendekat dan memeluk aku sambil menangis-nagnis dan berucap, ayah nak , ayah sudah pulang"dalam hati aku berfikir kenapa ibu menangis kalau ayah pulang,  sambil menengok kesana kemari aku mencari ayah di mana,
-bu kenapa mengangis  ? mana ayah ? ibu bilang ayah sudah pulang.
+ayah nak,
ibu menangis semakin keras, aku semakin bingung dengan ibu,dan mataku terus mencari di mana ayah,kemblai aku bertanya kepada ibu di mana ayah, dengan lembut ibu berkata.
-nak kamu harus kuat,kamu harus sabar, ayah sudah pulang, bukan pulang kerumah"ayah sudah pulang kembali ke sisi sang pencipta, ga ada ayah yang nemenin kamu belajar lagi, ga ada ayah yang nemenin kamu main,yang ngantar kamu kesekolah,sekarang kamu ikut ibu kerumah sakit ya nak.

ibu lalu beranjak ke kamar, sedangkan aku, mendengar ibu berkata seperti itu, sekaan semua terasa berhenti, walau aku tidak terlalu mengerti maksud ibu, tapi rasanya seperti ada yang menusuk hati ini, sakit benar-benar begitu sakit, aku hanya terdiam, tidak terasa tiba-tiba air mata ku mulai menetes, ibu lalu menarik ku membawa ke mobil, dan aku masih diam tanpa berbicara papa pun ,aku hanya mengikuti ibu,sepanjang jalan menuju rumah sakit aku diam seribu bahasa, tanpa bertanya atau berbicara sepatah kata pun, sambil memandang wajah ibu yang masih terlihat sangat terpukul, aku melihatibu seperti kehilangan dunia nya,
jam 6 sore aku dan ibu sampai di rumah sakit, ibu mengajak aku turun, dan membawa keruangan yang bertuliskan UGD" ibu membawaku ke sebuah ruangan dan aku melihat sosok seorang terbaring dan penuh darah di tangannya dan sudah tertutup kain putih, aku melihat jam tangan yang di kenakan orang yang terbaring di ranjang rumah sakit, itu adalah jam tangan yang selalu di gunakan ayah, aku hanya diam berdiri di depan pintu sambil memandangi ibu menangis terisak-isak,jelas terlihat betapa sedihnya ibu dengan kejadian yang menimpa ayah, ibu memalingkan wajah ke arahku dengan wajah seribu tanya, aku mendekati ibu
+ibu ini siapa ? ( dan mulai air mataku menetes deras,dan ibu memeluk ku )
-ini ayah nak,ini ayah kamu
+ayah, ayah kenapa bu ? kenapa ayah berdarah-darah,kenapa ayah tidak bangun bu???
-ayah sudah tidak ada di dunia ini nak,
+tapi ini ayah bu ayah masih ada disini,
-ia nak ibu tau, jasad ayah masih di sini nak, tapi jiwa sudah pulang ke sisi tuhan nak
+tidak bu ayah masih di sini ayah masih hidup bu,( aku menarik narik lengan ayah dan memanggil-manggil ayah)" ayah bangun ayah, ayah bangun ibu menangis dari tadi, ayah bangun ayah bujuk ibu ayah,
ibu semakin erat memeluku dan terus menangis, aku masih terus menarik lengan ayah dan mengatakan ayuah bangun ayah bangun,keesokan harinya ayah di makamkan,di tempat pemakaman umum sirnaraga,sepulang dari pemakaman aku mengunci diri di kamar, dan masih teringat,terbayang-bayang saat jasad ayah di makamkan,itu adalah hal yang tidak bisa aku lupakan sampe sekarang 10 tahun sudah berlalu, kejadian itu masih melekat di pikiranku,
dalam perjalnan menuju tempatku membuka stand, aku mampir untuk membeli beberapa pensil yang sudah mulai habis,sesampainya di toko buku aku langsung menuju rak pensil,mencari pensil yang aku cari,saat sedang mencari beberapa pensil ,aku mendengar langkah mengarah ke tempatku, aku menoleh ke arah langakh itu, aku melihat sosok wanita yng mungkin umurnya 4 tahun di atasku,hanya perkiraanku saja, dia tersenyum kepadaku,aku tidak membalas hanya diam terpaku,dalam hati aku berbicara"oh tuhan kenapa ada senyuman semanis itu, aku memperhatikan langkahnya dia menuju ke arah rak novel yang tersusun sangat rapi,  aku masih memperhatikan wanita yang tersenyum kepadaku tadi, tiba-tiba dia menoleh dengan wajah bertanya, aku langsung memalingkan wajah dan menuju kasir membawa pensil yang sudah aku pilih, kemudian aku pergi dengan scooter kesayangan ku menuju tempat tujuanku, dalam perjalanan masih terngiang senyuman wanita tadi, di jalan aku sambil berbicara sendiri "semoga akan bertemu lagi, kenapa aku baru tau di bandung ada wanita dengan senyuman semanis itu.

Bersambung
di update setiap hari jam 9 malam,
story and writer by  : jart19
nantikan juga komik ,cerpen dan penghetauan tentang seni lainnya

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian abstrak dan hasil karya yang terkenal dengan harga fantastis

leonardo da vinci fakta dan beberapa karyanya

Cerita bersambung - menjadikan detik ke menit menuju jam dan hari " Part II