Cerita bersambung " Mengubah detik ke menit” part v


Mengubah detik ke menit” part v


Hampir saja, detak jantungu serasa berhenti untuk beberapa saat, seumur hidupku aku tidak pernah berfiki tentang cinta ataupun mencoba mendekati wanita, karena aku berfikir ada saatnya nanti, tapi tidak tau kneapa saat ini aku tidak yakin dengan perasanku ini cinta atau hanya sekedar mengagumi kecantikannya, karena aku tidak pernah percaya dengan cinta pandangan pertama.
40 menit berlalu aku hanya diam melamun di motor, benak dan hatiku seperti sedang berdebat hatiku seperti memaksa pikiranku untuk berfikir ia itu adalah cinta, tapi tidak dengan otakku yang mengatakan jangan percaya dengan cinta, ini bukan cinta, cinta tidak datang semudah itu.
tidak lama setelah itu kak Diana keluar dari pasar, dia membawa banyak barang belanjaan, aku langsung bergegas mendatanginya dan membantu membawa barang bawaannya, kak Diana heran melihat wajahku yang sedikit pucat, ia bertanya mengapa dengan wajahku seperti melihat hantu di siang hari, aku menjawab dengan alasan, aku sudah laper banget jadi wajahku pucat, wajahnya seperti antara percaya dengan tidak, kami pun bergegas untuk pulang, kak Diana seperti sudah tidak sabar untuk memasak semua barang belanjaan yang di belinya di pasar pagi ini.
sesampainya di rumah kak Diana langsung menuju kedapur mengeluarkan semua barang belanjaanya, aku berkata dalam hati” Wahhh, ini mau  buat hajatan atau buat di konsumsi sendiri, bermacam” bahan masakan dari ayam,ikan,sayur”, sampai ke ubi pun dibeli, aku tidak tau kak Diana mau bikin masakan apa, yang pasti sesuatu yang sangat lezat, maklum  saat SMK ia mengambil jurusan tataboga, aku sempat menawarkan diri untuk membantunya tapi kak Diana menolak, dari pada aku hanya menonton ia masak, akhirnya aku memilih menyelesaikan pesanan pelanggan kemarin.

sambil mendengarkan alunan music Country aku mulai memainkan pensilku, garis demi garis, arsiran demi arsiran aku lakukan, di temani secangkir teh di pagi ini,, tidka terasa aku sudah hamper menyelesaikan lukisanku, ternyata sudah 1,5 jam aku menggambar, waktu memang benar” tidak terasa saat aku sedang focus menggambar, aku mencium aroma yang sangat sedap dari dapur, wah sepertinya masakan kak Diana sudah matang, cacing” di perut seperti sedang berdemo msnyuruhku untuk berhenti menggambar, dan pergi kedapur untuk makan, aku sudah mulai tidak konsentrasi mengerjakan lukisanku akhirnya ku ke dapur melihat apa saja yang di masak kak Diana, mataku langung di manjakan masakan kak Diana, aku seperti sedang berada di restoran termewah, kak Diana menata makananya seperti orang yang sedang berada di ajang lomba memasak, wah benar” mewah, ibu juga sudah menyiapkan piring dan air minum di atas meja makan, aku langsung duduk dan mengambil piring untuk cepet menyantap masakan kak Diana, kaka Diana tersenyum lebar sepertinya dia sangat puas dengan hasil masakannya, memang benar” nikmat masakan kak Diana, dia hanya berdiri menontonku yang sedang makan, aku seperti juri yang sedang menilai masakan seorang karena orang yang memasak semua ini hanya berdiri dan meliht aku sedang makan, aku sedikit merasa tidak nyaman karena kak Diana sedari tadi hanya melihat aku makan. Kak ga ikut makan ?? tanyaku, enggak ah, kak kenyang liat kamu makan, ( sambil tertawa kecil, dalam hati aku berkata “ boong banget liatin orang makan bisa kenyang, tapi ya  sudah lah, aku tetep menikmati makanan k hingga piring ku bener” bersih tidak ada sisah sedikit pun makanan.
Hujan kembali turun pagi ini, aku kembali menyelesaikan lukisanku yang sudah 60% aku kerjakan,
bulan apa pikirku saat ini, kenapa hujan terus,aku harus mengurunkan niatku sore ini ingin mengajak kak Diana pergi ke panti asuhan, tok tok tok, terdengar pintu kamarku di ketuk aku piker ibu, karena biasanya ibu kekamar untuk mengambil pakaian kotor,walau selalu aku larang untuk mencuci bajuku, karena aku bisa melakukannya sendiri, halo dedek manis, panggil ka Diana langsung nyelonong ke kamarkku tanpa minta izin dariku terlebih dahulu.

Diana : eheem, sibuk ya ??
Aku     : Eh, enggak kok kak,
Diana : kapan lukisin wajah kaka ?? dari dulu janji” aja, suka banget phpin, udah berapa banyak cewe yang kamu phpin coba ???
Aku    : Loh, kok jadi larinya ke cewe ( sambil aku tertawa mendengar omongan kak Diana yang keliatanya kesel karena aku sudah lama janji ingin membuatkan sketsa wajahnya )
ia ia habis selesai yang ini aku lukis wajah kaka,
Diana : beneran yaa ??
Aku    : ia beneran, mau aku lukisin apa wajah kaka ?
Diana : Ha ?? maksudnya ?
Aku     : ia wajah kaka mau aku lukisin apa ? katanya pengen di lukisin wajahnya, mau aku lukis  ? burung? Kupu,ulat bulu apa benang kusut ???
Diana : Isss kok nyebelin bangeet, bodo ah,

Kak Diana langsung balik badan sepertinya ia mau pergi, akhirnya aku  tarik tangannya secara reflek untuk mencegah kak Diana keluar, entah karena terlalu keras aku menarik atau kak Diana yang  sedang dalam keadaan tidak siap, akhirnya dia jatuh ke arahku dan aku hapir saja jatuh dari kursi karena menahan  badannya, tiba” jantungku berdegub begitu cepat, ini kali pertamanya ada bersentuhan seperti sedang memeluk wanita sedekat ini selain ibu, kak Diana langsung berdiri sambil menatapku dengan wajah yang sangat merah, lalu ia berlari keluar dari kamarku seperti orang yang sedang di kejar hantu, aku masih terdiam di kamarku seperti tidak percaya apa yang sudah aku lakukan, ada rasa bersalah tapi seperti ada rasa bahagia di dalam hati, pikiranku kacau balau, harusnya aku tidak boleh merasakan apa” karena kak Diana sudah aku anggap seperti kaka kandung bagiku, pikiranku mulai kacau balau, hah kenapa hari ini jantungku tidak bisa di ajak kompromi, aku jadi tidak fokus menyelesaikan lukisanku, pikiranku tidak menentu, apa aku  harus segera minta maaf atau membiarakn saja nanti psati baik” saja.
sepertinya aku harus minta maaf, aku segera menuju kamar kak Diana, sesampainya di depan pintu kamar ada rasa takut sekaligus bersalah, badank tiba” panas dingin saat ingin mengetuk pintu kamar kak Diana, tok tok tok. Kak, kaka di dalam ? (basa basiku) aku boleh ngomong sebentar aja, kak Diana tidak menyaut, aku beranikan diri membuka pintu kamar, aku kaget bukan main saat membuka pintu kamar kak Diana.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian abstrak dan hasil karya yang terkenal dengan harga fantastis

leonardo da vinci fakta dan beberapa karyanya

Cerita bersambung - menjadikan detik ke menit menuju jam dan hari " Part II