Cerita bersambung - mengubah detik ke menit" part IV
Mengubah detik ke
menit’ part IV.
“aku
berencana ingin membawa kak diana untuk makan makanan khas bandung salah satu
makanan favoritku seblak, rasanya begitu gurih dan pedas, terbuat dari krupuk
basah yang di masak dengan sayuran,telur ayam,boga bahari atau olahan daging
sapi.
sekitar 10 menit di perjalanan akhirnya sampai juga di tempat tujuan, seblak kang asep letaknya tidak terlalu jauh dari tempatku membuka stand lukisan.
cuaca sepertinya sedang tidak bersahabat, karena di perjalanan tadi sudah mulai mendung dan kilat” kecil, untung saja grimisnya turun saat kami sudah sampai di tujuan, sepertinya kak diana sudah tidak sabar untuk makan seblak, karena sebelum aku turun dari motor dia sudah langsung masuk dan memesan seblak extra pedas.
sekitar 10 menit di perjalanan akhirnya sampai juga di tempat tujuan, seblak kang asep letaknya tidak terlalu jauh dari tempatku membuka stand lukisan.
cuaca sepertinya sedang tidak bersahabat, karena di perjalanan tadi sudah mulai mendung dan kilat” kecil, untung saja grimisnya turun saat kami sudah sampai di tujuan, sepertinya kak diana sudah tidak sabar untuk makan seblak, karena sebelum aku turun dari motor dia sudah langsung masuk dan memesan seblak extra pedas.
Diana :
Dimaaassss, ayok buruan sini, udah laper ni, 3 detik kalau ga sampe sini kaka
ga mau traktirin ya.
Aku : Iss nyebelin gak niat mau neraktirin, ya
udah aku bayar sendiri aja kalau gitu (dengan wajah yang sedikit kesal,aku
menuju meja tempat kak diana)
Diana : Duh
duh duh, ngambekan sekarang ya, becanda kok ( dengan gemasnya sambil mencubit
pipiku) kaka udah pesen dua yang extra pedes, kuat ga makannya ?? pokoknya ga
ada yang boleh minum sebelum seblak nya abis ya.
Aku : (dalam hati aku berfikir padahal dia yang
ga bisa makan pedas dari dulu, kenapa jadi dia yang nantangin) oke siaap, kalau
yang minum duluan tidurnya nanti malam ga boleh make slimut sama bantal, gimana
? deal ?
Diana : Oke,
selamat tidur ga make bantal sama selimut nanti malam ya adek ku tersayang
(tertawa dengan wajah seperti sudah yakin akan menang)
Aku : Oh ia kak, gimana sama babang kumis yang
dulu pernah fotonya kaka pajang di profile whatsapp kaka??
Diana : Oh
si doni, udah mati kali ( menjawab dengan wajah datar )
Aku : Loh kok mati, haaha pasti kaka di
tinggalin kan, duh duh kasihan, kaya aku dong ga punya riwayat sakit hati,
karena ga pernah cinta”an.
Diana : udah
ah, males bahasnya jadi gak mood nanti
Setelah
menunggu lebih dari 10 menit sambil berbincang-bincang masa” kecil dulu tentang
lucunya masa kanak-kanak yang menggemaskan, akhirnya pesanan kami tiba.
yap seblak extra pedas level 5, warnanya benar” merah seperti air yang di penuhi saus pedas,aromanya pedasnya sampai melekat di hidung.
yap seblak extra pedas level 5, warnanya benar” merah seperti air yang di penuhi saus pedas,aromanya pedasnya sampai melekat di hidung.
Aku : Nah udah sampai pesenan, siap ga ni buat
kalah?
Diana :
Hahaha jangan ngimpi kamu bakal menang, kaka udah terbiasa makan pedas di
jakarta
Aku : OKE, kita mulai ya, 1,2,3
Setelah
beberapa menit kami berlomba untuk menghabiskan seblak kak diana wajahnya
sangat merah seperti orang yang sedang benar” marah, air matanya pun keluar
seperti orang yang benar” sedang sedih, tidak sampai 2 menit kak diana langsung
memangil karyawan, sepertinya dia sudah menyerah, dan tidak ingin melanjutkan
lomba yaang telah kami sepakati, kasihan bercampur senang saat kak diana
menyerah, aku sempat berfikir akan kalah, karena dia bercerita kalau di jakarta
dia sudah terbiasa makan makanan yang pedas”, tapi akhirnya aku juga yang
memenangkan perlombaan, perutku rasanya benar” panas, walau aku suka dengan masakan
pedas, tapi untuk seblak level 5 ini benar” di luar batas untuk menikmati
sebuah
Aku : jadi gimana kaka nyerah ?? ( sambil
tertawa terbahak-bahak)
Diana : Iss
nyebelin banget, bukannya di hibur kek pesenin minuman atau apa, malah di
ledekin pedes banget tau, kaka ga pernah makan yang sepedes ini, kaka pikir
tadi ga bakal sampe sepedes ini, sampai mati rasa lidah kaka,
Aku : mangkanya jangan nantangin aku makan
pedes
Diana : ia deh ia, kamu jago banget makan yang pedes,
tapi jangan keseringan.
Aku : ia kak, aku juga ga sering” makan pedes
kok.
makanan, aku rasa level 3 sudah cukup pedas untuk menikmati sebuah cita rasa makanan.
tidak terasa sudah jam 21:30 hujan juga sudah mulai reda, kami pun bergegas untuk pulang sedikit khawatir nanti hujan kembali turun, dalam perjalan pulang kami masih berbincang-bincang hal sama sekali tidak penting untuk di bahas, seperti cinta pertama, kebiasaan apa yang di lakukan saat masih sekolah.
sesampainya di rumah ibu sepertinya sudah tidur mungkin beliau kelelahan bekerja seharian,
setelah merapikan barang” yang aku bawa tadi,
Diana : kaka
tidur duluan ya, ngantuk banget ni, belum sempet tidur seharian
Aku : ia kak, tidur lah duluan, malam kak
Diana :
malam juga Dimas.
Kriiiiiiiinngggg!!!!
05:00 alaramku pagi ini terasa terdengar sangat keras, tidak seperti biasanya
mungkin karena kelelahan jadi rasanya di paksa bangun walau sebenranya tidak
ingin bangun,aku bergegas ke kamar mandi, bersiap-siap untuk mengantar kak
diana ke pasar karena harini seperti janjinya dia yang akan masak untuk menu
hari ini, aku sudah tidak sabar merasakan masakan kak diana, aku hapir sudah lupa
bagaimana rasa masakannya.
06:10 kak diana keluar dari kamar sudah siap untuk pergi ke pasar pagi ini, seperti biasa dia selalu terlihat cantik walau tanpa menggunakan makeup sama sekali,benar” cantik yang sangat alami, pagi yang sangat sejuk udara masih terasa sangat segar, walau sudah mulai ramai di perjalanan tapi udaranya masih bener” segar, kira” 15 emnit di perjalanan akhirnya sampai juga di pasar tempat tujuan kami, aku sangat jarang sekali kepasar karena ibu tidak pernah mengajak untuk berbelanja di pasar, kecali aku sendiri yang meminta ikut menemani ibu,sambil menunggu kak diana berbelanja aku berkeliling mencari aksesoris untuk aku pakai sendiri, tidak jauh dari toko aksesoris tempat aku ingin membeli gelang yang aku cari, ada toko bunga yang langsung mengingatkan aku kepada Anita, seperti tidak asing took bunga di sebelah sana, beberapa dekorasi tempatnya mripi sekali dengan toko bunga di sebrang tempatku membuka stand, dan ternyata benar, itu dekorasi yang sama dengan toko di sebrang,sekilas aku melihat wanita di dalam took wajah yang benar” sangat aku ingat, itu adalah Anita, jantungku tiba” berdegub sangat kencang, aku tidak tau kenapa, hanya melihat saja membuatku benar” sangat gelisah, ada rasa ingin mendatanginya untuk menyapa, sekedar mengobrol, keinginan hanyalah keinginan, mungkin benar kata teman-temanku, aku adalah orang yang benar” penakut kalau urusan menyangkut dengan wanita yang tidak aku kenal, apalagi wanita yang aku suka, aku tidak berfikir ini adalah sebuah rasa yang menjalur ke cinta, karena tidak mungkin aku jatuh cinta hanya karena melihat kecantikan dari seorang wanita, karena di kampusku juga banyak sekali wanita” cantik, tapi aku tidak pernah merasakan hal yang benar” membuatku rasanya hamper lupa cara untuk bernapas, terdengar bodoh tapi itu yang benar” aku rasakan sekarang.
aku masih terdiam di tempat ku berdiri sejak tadi, separuh fikiran ku menuju kesana separuhnya mengajak aku untuk kembali ketempat aku menunggu kak Diana, beberapa menit aku terdiam, wanita di dala took itu melihat ke arahku yang tidak lain adalah Anita, serasa darahku naik semua keujung kepala, dia tersenyum sambil melihatkan wajah heran.
06:10 kak diana keluar dari kamar sudah siap untuk pergi ke pasar pagi ini, seperti biasa dia selalu terlihat cantik walau tanpa menggunakan makeup sama sekali,benar” cantik yang sangat alami, pagi yang sangat sejuk udara masih terasa sangat segar, walau sudah mulai ramai di perjalanan tapi udaranya masih bener” segar, kira” 15 emnit di perjalanan akhirnya sampai juga di pasar tempat tujuan kami, aku sangat jarang sekali kepasar karena ibu tidak pernah mengajak untuk berbelanja di pasar, kecali aku sendiri yang meminta ikut menemani ibu,sambil menunggu kak diana berbelanja aku berkeliling mencari aksesoris untuk aku pakai sendiri, tidak jauh dari toko aksesoris tempat aku ingin membeli gelang yang aku cari, ada toko bunga yang langsung mengingatkan aku kepada Anita, seperti tidak asing took bunga di sebelah sana, beberapa dekorasi tempatnya mripi sekali dengan toko bunga di sebrang tempatku membuka stand, dan ternyata benar, itu dekorasi yang sama dengan toko di sebrang,sekilas aku melihat wanita di dalam took wajah yang benar” sangat aku ingat, itu adalah Anita, jantungku tiba” berdegub sangat kencang, aku tidak tau kenapa, hanya melihat saja membuatku benar” sangat gelisah, ada rasa ingin mendatanginya untuk menyapa, sekedar mengobrol, keinginan hanyalah keinginan, mungkin benar kata teman-temanku, aku adalah orang yang benar” penakut kalau urusan menyangkut dengan wanita yang tidak aku kenal, apalagi wanita yang aku suka, aku tidak berfikir ini adalah sebuah rasa yang menjalur ke cinta, karena tidak mungkin aku jatuh cinta hanya karena melihat kecantikan dari seorang wanita, karena di kampusku juga banyak sekali wanita” cantik, tapi aku tidak pernah merasakan hal yang benar” membuatku rasanya hamper lupa cara untuk bernapas, terdengar bodoh tapi itu yang benar” aku rasakan sekarang.
aku masih terdiam di tempat ku berdiri sejak tadi, separuh fikiran ku menuju kesana separuhnya mengajak aku untuk kembali ketempat aku menunggu kak Diana, beberapa menit aku terdiam, wanita di dala took itu melihat ke arahku yang tidak lain adalah Anita, serasa darahku naik semua keujung kepala, dia tersenyum sambil melihatkan wajah heran.
Bersambung
di update setiap senin,rabu,jumat dan minggu,
story and writer by : jart19
nantikan juga komik ,cerpen dan penghetauan tentang seni lainnya
di update setiap senin,rabu,jumat dan minggu,
story and writer by : jart19
nantikan juga komik ,cerpen dan penghetauan tentang seni lainnya
Comments
Post a Comment